Posted by : Admin | Tuesday, 07 Nov 2023

...
Kepala NuklindoLab - Koperasi JKRL menyambut peserta PGEC-IAEA, M.Masum Reza (BAERA) dan Dodi Andrega Susanto (Poltek Nuklir BRIN)

NuklindoLab Koperasi JKRL telah menerima kunjungan dari 2 orang peserta program Postgraduate Educational Course (PGEC)-International Atomic Energy Agency (IAEA) pada Kamis, 2 November 2023. Kedua peserta ini adalah M. Masum Reza dari Bangladesh Atomic Energy Regulatory Authority (BAERA) dan Dodi Andrega Susanto dari Poltek Nuklir BRIN didampingi oleh Pembimbingnya Bpk. Reno Alamsyah (BAPETEN) ingin belajar dan mengetahui dari dekat kegiatan uji kebocoran sumber radioaktif. Ketiganya diterima oleh Kepala NuklindoLab beserta para Manajer dan Penyelia Nuklindolab dan mendapat penjelasan singkat tentang kegiatan NuklindoLab.

Merujuk pada laman resmi Politeknik Nuklir BRIN, disebutkan bahwa PGEC-IAEA merupakan sebuah program pelatihan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dengan durasi waktu tertentu (6 bulan) bagi profesional muda (post graduate) atau yang setara dalam bidang proteksi radiasi dan keamanan sumber radiasi. Selain itu, PGEC memberikan landasan ilmiah dan teknis multidisiplin berdasarkan standar dan rekomendasi keselamatan radiasi internasional serta implementasinya.

Dalam penyelenggaraan PGEC tahun 2023 di Indonesia ini dilaksanakan sejak 3 Juli sampai 17 November 2023. Selama kunjungan di NuklindoLab, kedua peserta PGEC belajar tentang proses kegiatan uji kebocoran mulai dari penyiapan kit pencuplik sampel uji usap (wipe test), proses pencuplikan sampel, dan pengukuran tingkat kontaminasi menggunakan spektrometer gamma. Seperti diketahui bahwa sumber radioaktif tertutup (terbungkus, SRS-Sealed Radioactive Source) yang digunakan dalam gauging industri, well-logging, dan radiografi industri didesain terkungkung di dalam bahan non-radioaktif, atau terikat erat pada permukaan non-radioaktif yang berfungsi sebagai pengungkung dan perisai radiasi. Pengungkung ini berfungsi untuk mencegah kebocoran atau keluarnya zat radioaktif dalam kondisi penanganan normal dan juga dalam kondisi kecelakaan. Oleh karena itu pengujian kebocoran perlu dilakukan selama masa pakai, untuk memastikan dan menjamin bahwa SRS terjaga integritasnya. 

Adanya kontaminasi radioaktif dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan dan juga dapat mengganggu kevalidan pengukuran radiometrik, selain menurunkan kualitas produk. Untuk mencegah risiko kontaminasi radioaktif akibat penurunan selama penyimpanan atau penggunaan SRS, perlu dilakukan uji kebocoran secara berkala untuk mendeteksi adanya penyebaran zat radioaktif atau tidak.